DUMAI, (INDOVIRAL.ID)— Agar budaya Melayu tetap lestari, SMAN 1 Pusat Keunggulan Bukit Jin Kota Dumai adakan “Festival Budaya Melayu Riau Tingkat SLTA se-Kota Dumai Tahun 2023”, Senin-selasa (18-19/12/2023).
Festival mengambil thema “Mewujudkan Generasi Muda yang Beriman dan Berakhlak Mulia serta Berbudaya Melayu, Unggul dan Berdaya Saing Global”.
Mengambil tempat di aula pertemuan sekolah yang terletak di Jl Lintas Soekarno-Hatta Kelurahan Bukit Timah Kecamatan Dumai Selatan, festival diikuti para pelajar perwakilan dari 8 sekolah peserta dengan didampingi guru pembimbing masing-masing. Tampak hadir beberapa Kepsek sekolah bersangkutan.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Dumai Rafles, S.Pi., katakan bahwa tujuan diadakannya festival bagi pelajar SLTA tersebut adalah untuk melestarikan budaya lokal yaitu budaya Melayu Riau.
“Agar budaya asli Melayu Riau tetap dicintai, lestari dan tidak gampang tergerus budaya luar yang tak sesuai dengan budaya kita orang Timur. Itulah tujuan SMAN 1 Pusat Keunggulan Bukit Jin mengadakan festival ini,” kata Ketua MKKS Rafles saat sambutan.
Diterangkan ketua organisasi yang membawahi para kepala sekolah negeri dan swasta jenjang SLTA ini, bahwa perjuangan Pemprov Riau untuk menjadikan pelajaran budaya Melayu sebagai Kurikulum Nasional belum berhasil hingga saat ini. “Jadi saya minta tiap-tiap Kepsek untuk menjadikan budaya Melayu sebagai pelajaran tambahan agar bisa dipertandingkan di tingkat nasional,” ujar Rafles dihadapan pelajar peserta, yang kesemuanya memakai pakaian Melayu.
Oleh sebab itu, Rafles mengajak para pelajar untuk membuat bagaimana budaya Melayu sebagai idola para pelajar. “Kita bukan anti digital game, tapi tetap lah junjung tinggi budaya Melayu. Hayati kegiatan festival selama dua hari ini,” pungkas pria bertempat tinggal di Jl Bukit Datuk Lama Kelurahan Bumiayu ini.
Sesuai jadwal, hari pertama ada 3 kategori yang akan dipertandingkan, yaitu; Langgam Lagu Melayu, Lipat Kain Sampin dan Pemasangan Tanjak. Hari terakhir baju adat pengantin.
Pada hari kedua cara memakai baju adat pengantin jadi kategori penilaian. Semua kategori akan dinilai dewan juri, diantaranya; Demmi, Ngah Arol, Edi dan Halimah, semuanya dari LAMR-Dumai.
Poin yang jadi penilaian dewan juri sesuai kategori; pertama lomba Langgam Lagu Melayu dinilai dari vokal, kesesuaian lagu dan musik, penguasaan lagu, penampilan/ekpresi, penghayatan dan sikap penampilan.
Lagu pilihannya; Siti Payung, Surga di Telapak Kaki Ibu, Sayang Musalmah, Pak Ngah Balek dan Pancaran Senja.
Kedua; lomba lipat tanjak dan kain sampin, yang dinilai; percaya diri, kerapian, kecepatan, keselarasan dan penampilan secara keseluruhan.
Terakhir, lomba baju adat pengantin; keselarasan, ekpresi, body language, percaya diri, keserasian tata rias dan busana serta penampilan secara keseluruhan.
Seorang pelajar peserta lomba, ketika ditanya Jurnalis, ucapkan terimakasih kepada sekolah SMAN 1 yang telah menyelenggarakan festival.
“Terimakasih kepada Kepsek Rafles dan SMAN 1 Pusat Keunggulan yang telah membuat festival. Lewat acara ini kami generasi muda bisa kenal dan semakin mencintai budaya Melayu. Kalau bisa festival bisa diadakan setiap tahun bergantian sekolah penyelengaraan nya,” ungkap seorang pelajar perempuan.
(ES)