Nitema Gulo Ketua DPC Partai Demokrat Nias Barat, Menyaksikan Pidato AHY

Nasional, Terkini269 Dilihat

 

Nias Barat, indoviral.id

Ketua Dan Segenap Unsur DPC Partai Demokrat Kabupaten Nias Barat bersama-DPD Partai Demokrat Sumatera Utara Dan para pengurus dan kader saksikan Pidato Ketua Umum partai Demokrat AHY Melalui televisi dan  serta memberikan dukungan atas perjuangan perubahan dan perbaikan Ekonomi  rakyat indonesia pada Hari Selesa 14/3-2023 di medan.

AHY menyampaikan informasi tentang arah pergerakan perubahan dan perbaikan Seluruh kader yang menyaksikan sambil mengkonsumsi kacang rebus dan jagung rebus serta putu mayong
itu menyatakan S14P berjuang Bersama Ketum AHY dan Partai Demokrat.

Pengurus Partai Demokrat Se- Sumatera Utara  Sambil Santap Jagung Rebus Menyaksikan pidato Ketua Umum Partai Demokrat

Dalam pidatonya, AHY menyampaikan, setelah berkeliling ke sejumlah provinsi di Indonesia, diketahui harga beras dan Sembilan bahan pokok mengalami kenaikan, hal ini dipicu karena angka inflasi melampaui 5 persen. Kendala lainnya, pupuk subsidi yang langka dan harga pupuk yang tinggi. Tak hanya itu, hasil pertanian dipermainkan oleh para tengkulak. Akibatnya pendapatan para petani semakin minim.

“Ini semua dampak dari kenaikan BBM pada tahun lalu, imbasnya ada kenaikan harga Sembako. Seperti yang saya temui Ibu Yanti di Sulawesi Tengah menyampaikan, harga beras 50 Kg saat ini mencapai Rp1 juta. Artinya harga beras per kg Rp20 ribu, ini adalah harga yang melebihi dari harga eceran tertinggi (HET) di pasaran. Masyarakat saat ini menjerit dengan harga beras tersebut. Begitu juga saya mendengar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, Bali dan Sulawesi para petani mengeluhkan harga pupuk yang mahal, sedangkan pupuk subsidi langka.

Sementara itu, nelayan kesulitan berlayar karena langkanya solar, kesulitan ini dirasakan oleh para nelayan kita di Indonesia bagian Timur,” paparnya.

Dia menambahkan, para pelaku UMKM kesulitan bangkit dari keterpurukan akibat pandemic. Hal ini akibat sulitnya menjangkau bantuan permodalan. Selanjutnya, di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, para guru honorer menangis karena tak kunjung diangkat sebagai Aparatur Sipil Negara.

Sabar Halawa