MEDAN, (INDOVIRAL.ID)— Seorang pasien pria, inisial EM (28 th), telah dirawat di Rumah Sakit Advent Medan, sejak Kamis (28/12/2023), dikarenakan demam, kejang-kejang dan sesak.
Pasien dirawat hingga Selasa (2/1/2024), tetapi tidak ada kemajuan, sudah di cek lab sampai 3 kali hasilnya negative malaria.
Dokter berinisial SH mengatakan “Kemungkinan pasien terkena DBD”, Selasa (2/1/2024).
Tak puas dengan hasil lab dan pernyataan si dokter SH, keluarga si pasien minta agar pasien dirujuk kerumah sakit lain. Dokter SH mengatakan “justru itu yang mau saya bilang, lebih baik dirujuk kerumah sakit lain karena di rumah sakit ini (RS Advent-red) tidak ada obatnya”.
Pada pukul 13.00 WIB kakak ipar pasien tersebut beserta wartawan Indoviral.id mendatangi RS Advent untuk melihat keadaan pasien tersebut, ternyata infus pasien sudah dilepas, padahal kondisi pasien masih lemah. Menurut perawat, alasan pencabutan infus karena pasien lagi makan dan mau dirujuk. Setelah di telusuri, ternyata selang infus pasien sudah dibuka selama 2 jam sebelumnya oleh si perawat. Dengan dalih selang infus akan dipasang kembali.
Setelah wartawan Indoviral.id bertanya kepada suster lainnya, didapat keterangan bahwa pencabutan infus karena terjadi pembengkakan pada pergelangan tangan pasien. Ada indikasi infus telah terkena virus.
Ternyata, saat si kakak ipar pasien bersama wartawan cek kondisi si pasien, ternyata pembengkakan yang di maksud tidak ada. Kalaupun pasien mau di rujuk juga, RS rujukan belum ada respon.
Dan perawat yang piket saat itu mengatakan obatnya sudah ada, karena sudah dicari dari luar. Pernyataan perawat piket tersebut sangat berbeda dengan ucapan dokter yang memeriksa pasien, dengan kata lain bertolak belakang pernyataan si dokter dan perawat piket.
Setelah wartawan protes ke bidang pelayanan, baru ada tindakan proses rujukan ke RS Adam Malik, padahal sebelumnya, si perawat mengatakan belum ada respon atau balasan dari RS rujukan.
Keluarga ngotot minta rujukan karena menilai pihak RS lambat memberi penanganan medis dan memberikan penanganan.
Sampai di tempat rujukan, saat penyerahan pasien ke RS rujukan, ternyata ada indikasi kesalahan penyampaian kondisi pasien dari perawat pendamping ke dokter rumah sakit rujukan (RS Adam Malik). Bisa dibilang, oknum perawat RS Advent tidak profesional dalam bekerja.
Konfirmasi wartawan ke Kabid Pelayanan RS Advent, didapat jawaban “Baik kak terimakasih atas informasinya saya akan konfirmasi kebenarannya seperti apa”.
(@RM)