Foto:Wakil ketua Fraksi PDI Perjuanggan DPRD Sumatera Utara Rudy Hermanto
Kota Medan Sumatera Utara, indoviral.id
Kritikan kepada Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman yang meminta mewaspadai non pribumi terus bergulir. Kali ini kritikan disampaikan Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan (F-PDIP) Rudy Hermanto.
Awalnya Rudy menyampaikan bahwa istilah pribumi dan non pribumi itu telah selesai sejak Indonesia merdeka.
Rudy mengatakan hal ini yang disadari PDIP sehingga tidak pernah mempermasalahkan perbedaan.
“Sebagai kader PDI Perjuangan, juga melihat Indonesia sebagai sebuah negara yang terdiri atas agama, suku, kebudayaan, kepercayaan dan tidak pernah membeda-bedakan asal usul dan latar belakang mereka,” ucap Rudy dalam keterangannya, Jumat (14/4/2023).
Rudy menyebutkan kini istilah pribumi dan non pribumi sudah tidak ada lagi.
Sehingga dia menilai pernyataan yang dilontarkan Aulia Rachman itu rasis.
“Pernyataan Aulia terkesan berbau rasis,” sebutnya.
Rudy kemudian meminta agar melepaskan persoalan-persoalan mengenai perbedaan dan fokus terhadap kemajuan bangsa.
Hal ini menurutnya juga sudah pernah disampaikan Ir. Soekarno, Presiden Indonesia yang pertama.
“Lahirnya Pancasila, mengatakan bahwa Indonesia terdiri atas bermacam suku, agama, bahasa dan kebudayaan, dan bukan milik satu kelompok tertentu. Tetapi satu untuk semua semua untuk satu ,” tutur Rudy.
“DPRD Kota Medan juga dipimpin Ketua Hasyim SE yang berasal dari suku Tionghoa. Sebelumnya Sofyan Tan dan Nelly Armayanti berhasil menang di putaran pertama pemilihan Wali Kota Medan tahun 2010. Sofyan Tan sendiri sekarang adalah anggota DPR RI. Mereka seluruhnya kader PDIP, ” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman membuat heboh karena melontarkan pernyataan untuk mewaspadai non pribumi. Aulia mengatakan pernyataan itu dia sampaikan untuk meningkatkan jiwa nasionalisme.
“Pribumi dan non pribumi itu bahasa yang kita buat untuk menghidupkan jiwa nasionalisme warga Indonesia, terkhusus warga Medan,” kata Aulia, Kamis (13/4)
(Rista)